14 Feb 2016

tentang rasa-rasa yang Tuhan luruhkan dalam hati kita.


"kehidupan adalah tentang CARA PANDANG.
kamulah yang menentukan dari arah mana
kamu ingin melihatnya"
-whitehole-


ayat ini cukup bikin saya berpikir panjang. merenung semula arti sesungguhnya sebuah kehidupan. saya coba memaknakannya lewat segala apa yang pernah saya depani sebelum ini. dan apa yang dapat saya artikan maknanya adalah ini; "setiap kita (manusia) sudah ditetapkan takdirnya oleh Tuhan. maka setiap kita akan melewati suka duka dalam takdir kita sendiri. maka kita sendiri akan menentukan bagaimana CARA PANDANG kita terhadap segala apa yang telah tertulis dan tertakdir buat kita. Iya, terserah kita. mahu memandangnya sebagai cinta atau sebagai luka yang menumbuhkan kebencian dalam hati kita terhadap Tuhan karena menentukan takdir kita persis itu. semua terpulang pada kita."

seperti itulah. tidakkah ia bikin kita mahu mencoba untuk selalu memandang segala sesuatu dengan cinta? sebab Tuhan itu sifatNya penuh kasih bukan? sekalipun dalam takdir hidup kita ada sedikit luka dan lelah. tapi itu juga menjadikan kita lebih tahu hakikat makna seorang "hamba" yang senantiasa membutuhkan Tuhannya, iya?*senyum.

hari-hari kelmarin Tuhan mengirimkan sedikit rasa sakit buat kita :') ah, masa' itu saja sudah kita mahu mengalah? bilang sakit itu cinta kan? maka hal terbaik untuk kita adalah mendepani seluruhnya dengan rasa syukur. menikmati seluruhnya dengan taqwa dalam jiwa kita. 

sifat Rahman dan Raheem Tuhan tidak pernah terpisah dari setiap takdirNya pada hambaNya. maka tidak perlu khawatir. karena sesungguhnya, kita ada kasih sayang Tuhan dalam seluruh takdir kita.

kekasih, semoga seluruh rasa dalam hati kita terbebas menuju Tuhan kita. ya?

biidznillah.

....

nota: katifi, kita abadikan di sini sebuah tulisan lepas yang kita khususkan buat katifi ya? untuk nanti bisa kita membacanya semula di sini:

keterlibatan jiwamu
untuk selalu tampil memberi yang terbaik
maka adalah jiwaku
yang sering merasa nyaman
dalam teduhanmu.
-Laleyi-

'alaa qulli hal, jazakillah katifi. 
moga surga buatmu.



Laleyi,
6 jamadil awwal 1437